Langsung ke konten utama

Pertikaian Dengan Jarak Dan Waktu (Ditikam Dunia)




Oleh Haerul Syam KP

     

                                  Ditikam Dunia

            Masa kini kian berganti seiring bertambahnya usia, Bergejolak meminta apa yang kian terbengkala dimata manusia adalah sebuah peristiwa yang tak terasa. Hati, pikiran, perilaku, kian berubah atau apakah tetap sama dengan apa yang biasanya dirasa?
Seringkali, kelalaian terhadap penciptanya semakin berdarah darah dengan kebutuhan didunia yang bergejolak agar rasa merona yang dirasa seakan memaksa untuk bersandiwara terhadapnya.
Lalu, apakah dengan meminta restu terhadap dosa adalah jalan ketika usia telah berbaur dengan tanah yang berlumutan tanah?
           Bukankah, itu adalah sebuah kesalahan dikala tuhan menginginkan sebuah percikan rindu disetiap ucapannya yang membara akibat hambanya?
Berjalan, mencari apa yang kurang dari diri menuju surganya adalah sebuah keputusan yang mestinya dicernah, bukannya melawan dengan meronta agar keinginan didunia terus tersampaikan. Apa yang sebenarnya kau cari wahai penolak lupa? Harta?, Kebahagian, atau apa?

"Sesungguhnya Segala sesuatu yang bernyawa percayalah pasti akan kembali kepadanya"

          Lalu apa yang akan kau bawa menuju jalannya ketika kau terlalu bergelut dengan apa yang ada di dunia? Bukankah melafalkan janji janji tuhan untuk menuju jalannya adalah sesuatu yang harus dicernah dikala usia tak bersahabat lagi dengan semesta?


Seringkali manusia begitu lalai akibat apa yang mereka lupa.! Namun sayang, mereka lupa bahwa umur tak semestinya terus menerus diangka yang muda. Tua berlumutan tanah, semestinya sudah saatnya mencari apa yang dibutuhkan di jalannya, bukannya mencari apa yang tidak ada dijalannya!
.
"Sepi,dingin, seperti kuda tak bertuan, dikala melangkah kejalan yang salah! Sangar, ngeri, begitulah tuhan menyebutnya!"

NOTE:
Mencari, mangamati, dan bersandiwara ! Ketiganya adalah sebuah teori yang penuh dengan makna. Terkadang sesaat sebelum rasa dicernah ada sebuah peristiwa yang gila akan semesta.
Mencari apa yang tidak akan pernah bisa menjadi syarat dikemudian hari adalah sebuah kesalahan dikala menerka nerka dengan sandiwara , mengamati dengan segala kebencian dengan hasrat jiwa yang tak lagi seearah.
Ayolah, sudah saatnya!
Mencari, mengamati, dan bersandiwara dengan penuh makna bukannya dengan penuh sensara.

----------------------------------------------------------------

CP Wa atau Seluler +6289 5342 1502 41

E-Mail: hrlsyamspd@gmail.com

Sosial Media:

IG @hrlsyam

FB Haerul Syam KP

LINE id:hrlsyam

---------------------------------------------------------

Jangan lupa tinggalkan komentar/saran

Untuk lebih memotivasi diri saya agar tetap menghasilkan tulisan tulisan penuh makna setiap harinya!

.

Something good need a long time


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jingga Sore Sebentar Lagi Mendatangkan Rindu (Part1)-(Berlian Lumpur)

Writer:Haerul Syam KP Berlian Lumpur Disebuah desa kecil terpencil yang penuh lumpur bagai damai tak bertemu seolah semesta tak ingin diharapkan lagi. Namun Tak disangka, penduduk yang hanya bisa   dikatakan dalam hitungan jari saja bisa dijabarkan bahwa mereka adalah sebuah anugerah paling terindah bagi hiasan untuk desanya, mengapa? Iya, mereka seakan berlian yg hilang tertanam oleh lumpur coklat bebau tanah. Namun tak disangka sukar dipercaya sosok wanita cantik yang bernama Annisa mampu membuat para kaum lelaki terus terngiang dan bertahan akan kehadirannya...  Nisa (panggilannya) yang Berhati lembut, senyumnya yang manis , keseluruhan nya bisa dikatan dialah berlian sesungguhnya. sungguh!!! nyata adanya!!!            Nisa yang hidup di desa terpencil itu adalah anak yatim piatu, kedua orang tuanya telah berada disurga 4 tahun yang lalu tepatnya. Sejak itu iya berumur 10 tahun, sayang sekali, sungguh sayang . Na...

Pertikaian Dengan Jarak & waktu (Antara Aku, Kau & Penunggumu)

 Oleh, Haerul Syam Antara aku, kau & penunggumu              Ketegangan dibawah langit hitam kini kembali terungkap tentang perihnya sebuah pengharapan diantara kesetian yang tak kunjung datang. Diantara kesetian yang diciptakan tuhan untuk ditanamkan kini telah hilang dari percikan pesona pujangga yang kian terbengkala oleh sebuah penghianatan. Janji hanya tinggal janji, pengharapan hanya tinggal kepedihan.  "Berharap terhadap segerombolan kepedihan dimuka bumi adalah memang sebuah kepedihan" kemudian kumenerka nerka terhadap apa yang kini telah terjadi diantara kepastian yang hanya sebuah ucapan semata dimata semesta, yang tak kunjung di nyatakan kepada pemiliknya! Lalu, apakah semesta kemudian yang disalahkan dengan pengharapan yang terjadi dikemudian hari.  "Ahh tentu saja itu adalah sebuah alasan tak berprasaan dikala janji, kepastian selalu saja diterkam dengan pengharapan ...