Langsung ke konten utama

Pertikaian Dengan Jarak & waktu (Antara Aku, Kau & Penunggumu)



 Oleh, Haerul Syam



Antara aku, kau & penunggumu

             Ketegangan dibawah langit hitam kini kembali terungkap tentang perihnya sebuah pengharapan diantara kesetian yang tak kunjung datang. Diantara kesetian yang diciptakan tuhan untuk ditanamkan kini telah hilang dari percikan pesona pujangga yang kian terbengkala oleh sebuah penghianatan. Janji hanya tinggal janji, pengharapan hanya tinggal kepedihan. 

"Berharap terhadap segerombolan kepedihan dimuka bumi adalah memang sebuah kepedihan"
kemudian kumenerka nerka terhadap apa yang kini telah terjadi diantara kepastian yang hanya sebuah ucapan semata dimata semesta, yang tak kunjung di nyatakan kepada pemiliknya! Lalu, apakah semesta kemudian yang disalahkan dengan pengharapan yang terjadi dikemudian hari. 

"Ahh tentu saja itu adalah sebuah alasan tak berprasaan dikala janji, kepastian selalu saja diterkam dengan pengharapan yang tak kunjung dinyatakan"

Malam kian gelap, langit pun kian menyatu dengan tiupan angin yang tak pernah ingin meninggalkan sang malam.
Kemudian, kukembali menerka nerka, apa yang mesti mereka lakukan jika sebuah pengharapan sangat berharga untuk dikenang, pengharapan yang kian menggila menikam hati yang tak mau mengalah. Apakah mereka harus mengurung hati yang pedih diantara sakitnya sebuah kepercayaan yang tak lagi ingin didengar oleh sang pemiliknya.? Terdiam!
Malam pun kian gelap segelap hati yang seringkali ditinggal pergi oleh sebuah kesetiaan. Kemudian, sang bintang datang dengan sinarnya yang penuh dengan pesona dikala malam bertanya tanya terhadap pemandangnya yang datang dikala hatinya sedang dikorek bagai sampah busuk oleh sebuah kepedihan.
Angin pun berhenti bertiup, perlahan ia pergi meninggalkan segala apa yang telah ia katakan dengan janjinya yang penuh harapan diatas kesetiaan. Malam yang telah penuh dengan kegeglapan kini semakin gelap segelap tinta hitam disudut kebenaran. Lalu, seketika cahaya pesona indah datang memancari malam yang tak lagi tahan akan gelapnya yang pedih diantara awan awan yang merintih kesatikan setelah kepanasan dengan kepedihannya! Dipancari oleh matahari, yang kini telah terbit dari ufuk timur menyambut fajar disudut sudut kebahagiaan.. langit pun kemudian menerka nerka, apakah ini adalah harapan yang ingin kudapatkan dikala kepedihan tiada henti menghampiri. Seketika, langit pun kini kembali berubah menjadi gelap, malam pun kembali menemaninya dikala angin, bintang, dan natahari telah hilang dengan segala janjinya yang hanya manis akan awal pertemuannya. Meninggalkan segala apa yang ada dikala segalanya telah membosankan untuk dipandang. Menangis, merintih, membisu.! Ia dia kesatikan dengan pedihnya sebuah harapan yang selalu ia dapatkan dikala hatinya memang menginginkan sebuah kebahagian tulus yang dikirim tuhan lewat perantaranya!


NOTE:
Berharap adalah sebuah keinginan, bukan sebuah kebetulan! Pengharapan dikala semesta menjanjikan kebahagiaan adalah sebuah keindahan jika tak ada kepedihan. Ibaratnya langit yang selalu di datangi oleh sebuah perjanjian yang tak pernah diberikan kebahagaian oleh harapan yang didapatkan, sekejap, langit membosankan katanya!
Lalu? Apakah dengan cara datang kemudian pergi adalah salah satu cara untuk memberikan sebuah alasan?
Tentunya, itu hanya sebuah teori semata dikala hati dan pikiran digerogoti sebuah keinginan untuk menebar janji diantara kebahagian yang tak terealisasikan.
Janji, harapan, kebahagian, kepedihan, adalah sebuah keinginan, bukan sebuah kebetulan!
Hentikan adalah sebuah jalan menuju keromantisan yang dijanjikan tuhan!
.
(Harapan adalah sebuah kegilaan yang membuat segala sesuatunya menjadi kehilangan arah, kelam menikam bagai serigala tua tak bertuan! Begitulah Tuhan menyebutnya)

CP Wa atau Seluler +6289 5342 1502 41
Sosial Media:
IG @hrlsyam
FB Haerul Syam KP
LINE id:hrlsyam
---------------------------------------------------------
Jangan lupa tinggalkan komentar/saran
Untuk lebih memotivasi diri saya agar tetap menghasilkan tulisan tulisan penuh makna setiap harinya!
.
Something good need a long time








Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jingga Sore Sebentar Lagi Mendatangkan Rindu (Part2)-(Kutukan Sang Pencipta)

Writer:Haerul Syam KP Kutukan Sang Pencipta Matahari kini mulai terbit dan terlihat indah di ufuk timur, berpancarkan cahaya tenang gemerlap mengelilingi sudut kota di ibu kota, tentunya indah! Sungguh! Nyata adanya.. Memandangi cahaya cahaya penuh cinta seakan memaksa hati untuk terus berkata. "ahhh mungkin saja dia tak melihat bayangan dari percikan jingga yang kian merona, ahh sudahlahh... Biarkan saja. "          Seketika matahari pun kian meronta naik ke angkasa, hampir saja kudibuat buta akibatnya. sinarnya yang kian memanas membakar tubuh tak sadar aku dibuatnya.. Kini waktu telah menunjukkan Pukul 12:00 Wita dihari minggu yang penuh ketiadaan rasa..   matahari  pun telah membuang warna cahaya indahnya. Purnama pun beranjak dari tempat duduknya, dan melangkahkan kakinya untuk menuju rumahnya... Ia, dia purnama.. sosok lelaki angkuh sombong yang selalu saja melafalkan dengan mulus akan janjinya kepada wanita...

Jingga Sore Sebentar Lagi Mendatangkan Rindu (Part1)-(Berlian Lumpur)

Writer:Haerul Syam KP Berlian Lumpur Disebuah desa kecil terpencil yang penuh lumpur bagai damai tak bertemu seolah semesta tak ingin diharapkan lagi. Namun Tak disangka, penduduk yang hanya bisa   dikatakan dalam hitungan jari saja bisa dijabarkan bahwa mereka adalah sebuah anugerah paling terindah bagi hiasan untuk desanya, mengapa? Iya, mereka seakan berlian yg hilang tertanam oleh lumpur coklat bebau tanah. Namun tak disangka sukar dipercaya sosok wanita cantik yang bernama Annisa mampu membuat para kaum lelaki terus terngiang dan bertahan akan kehadirannya...  Nisa (panggilannya) yang Berhati lembut, senyumnya yang manis , keseluruhan nya bisa dikatan dialah berlian sesungguhnya. sungguh!!! nyata adanya!!!            Nisa yang hidup di desa terpencil itu adalah anak yatim piatu, kedua orang tuanya telah berada disurga 4 tahun yang lalu tepatnya. Sejak itu iya berumur 10 tahun, sayang sekali, sungguh sayang . Na...

Pertikaian Dengan Jarak & Waktu (Angin & Hujan)

                                Angin & Hujan Ninety Sixed Hour ago, Sebuah kalimat kalimat tak asing mulai terdengar ditelinga, mengharapkan sebuah keajaiban dimana hujan berhenti agar hati bisa bersedih. Terkalahkan oleh hujan dimalam hari, membuatnya begitu murka akan keadaannya yang tak bisa dipahami. Kemudian, seketika suara rintihan hujan mulai sedikit mengontrol emosi memberikan ruang terhadap siapa saja yang ingin menggantikan nya. Namun, nyatanya kehadiran hujan selalu tak dihargai akan kebenaran yang ada. Tak pernah disyukuri oleh siapa saja. Pada akhirnya angin mulai mengerti tentang hatinya yang terombang ambing oleh serpihan kepedihan yang diperolehnya dari siapa saja. Tiupan angin menghantarkan hujan memberikan kalimat yang berisikan "aku ingin dihargai" Katanya, Kemudian, burung burung hanya menyaksikan kepedihan yang hujan & angin hadapi. Tak ada sebuah pertikaian berarti namun penuh...