Langsung ke konten utama

Pertikaian Dengan Jarak Dan Waktu (Kepedihan Melati)

                    


                              KEPEDIHAN MELATI

Pagi ini matahari begitu indah menyinari bumi dikala hati sedang menerka nerka tentang dirimu yang entah dimana mimpimu terlaksana selepas malam pergi. Kicauan burung yang mulai bersandiwara mengingatkanku tentang betapa sulitnya dirimu dikalahkan lewat rasa. 

Mungkinkah, perkataan ku salah? 

Kupu kupu mulai berterbangan disudut jendela guna mencari nafkah untuk anak tercinta, membawa secercah sedih seperti cacing yang tak mengerti betapa sulitnya menyelami tanah kering disepertiga sepi.

Mengapa begitu sulit, katanya. 

Memimpikanmu selepas pagi datang membawa harapan adalah sesuatu hal indah yang di impikan olehnya. Mengajakmu bercengkrama tentang rasa adalah pilihannya guna memulikan hatimu yang pilu akibat kejamnya sandiwara terhadap mu.

Mungkinkah ada cara untuk bisa membuatmu tertawa? Atukah, mungkin hanya lewat mimpi saja rasamu bisa terasa di dikehidupanku yang tak sempurna'?

Dan pada akhirnya, rasamu adalah sesuatu keistimewaan senja dikala semesta melanggar segalanya untuk tidak mengucapkan salamnya disaat sepi tiba terhadap inginku.

Rasanya, seperti kuda tua yang tak bertuan dikala menerka nerka dirimu yg tak ingin bahagia terhadapku. 

Bercengkrama seperti jinga dan semesta adalah salah satu keharusan yang harus terlaksana terhadap dirimu yang pilu diambang sepi. 

Mungkinkah? Ahh sudahlah.. kuhanya ingin kupu kupu merasakan bahagianya diatas melati mencari hati digubuk pedih. 

Lalu, bagaimana Denganmu?

Kataku, Semoga saja inginmu seperti dirinya yang ingin bahagia akan kejamnya dunia segera terlaksana diperjumpaan jingga selanjutnya. 

Jangan lupa bahagia, terseyumlah dan menarilah didepan mereka Ibarat langit yang selalu menampilkan warnanya dikala hati penunggunya sedang pilu akibat rasanya yang tak pernah dipahami oleh awan.

Bagahagia seperti mencari jarum dibalik jerami, sulit! Sulit seperti sapi tak bertali, sangar begitulah tuhan menyebutnya!

NOTE:

Kebahagiaan adalah salah satu mimpi setiap melati dikala hatinya telah diselimuti pedih oleh sang pujangga disimpang jalan menuju rencana. Kemana kakimu akan melangkah, jika sedihmu terus menerus membawamu ke arah yang salah?

Bukankah kau lelah?

Oleh sebabnya memilih adalah salah satu kunci guna matamu tak berair dan berwarna seperti babi yang tak tau arti sepi.



CP Wa atau Seluler +6823 4931 6298

E-Mail: hrlsyamspd@gmail.com

Sosial Media:

IG @hrlsyam

FB Haerul Syam KP

LINE id:hrlsyam

---------------------------------------------------------




Jangan lupa tinggalkan komentar/saran

Untuk lebih memotivasi diri saya agar tetap menghasilkan tulisan tulisan penuh makna setiap harinya

.

Something good need a long time

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jingga Sore Sebentar Lagi Mendatangkan Rindu (Part1)-(Berlian Lumpur)

Writer:Haerul Syam KP Berlian Lumpur Disebuah desa kecil terpencil yang penuh lumpur bagai damai tak bertemu seolah semesta tak ingin diharapkan lagi. Namun Tak disangka, penduduk yang hanya bisa   dikatakan dalam hitungan jari saja bisa dijabarkan bahwa mereka adalah sebuah anugerah paling terindah bagi hiasan untuk desanya, mengapa? Iya, mereka seakan berlian yg hilang tertanam oleh lumpur coklat bebau tanah. Namun tak disangka sukar dipercaya sosok wanita cantik yang bernama Annisa mampu membuat para kaum lelaki terus terngiang dan bertahan akan kehadirannya...  Nisa (panggilannya) yang Berhati lembut, senyumnya yang manis , keseluruhan nya bisa dikatan dialah berlian sesungguhnya. sungguh!!! nyata adanya!!!            Nisa yang hidup di desa terpencil itu adalah anak yatim piatu, kedua orang tuanya telah berada disurga 4 tahun yang lalu tepatnya. Sejak itu iya berumur 10 tahun, sayang sekali, sungguh sayang . Na...

Pertikaian Dengan Jarak & waktu (Antara Aku, Kau & Penunggumu)

 Oleh, Haerul Syam Antara aku, kau & penunggumu              Ketegangan dibawah langit hitam kini kembali terungkap tentang perihnya sebuah pengharapan diantara kesetian yang tak kunjung datang. Diantara kesetian yang diciptakan tuhan untuk ditanamkan kini telah hilang dari percikan pesona pujangga yang kian terbengkala oleh sebuah penghianatan. Janji hanya tinggal janji, pengharapan hanya tinggal kepedihan.  "Berharap terhadap segerombolan kepedihan dimuka bumi adalah memang sebuah kepedihan" kemudian kumenerka nerka terhadap apa yang kini telah terjadi diantara kepastian yang hanya sebuah ucapan semata dimata semesta, yang tak kunjung di nyatakan kepada pemiliknya! Lalu, apakah semesta kemudian yang disalahkan dengan pengharapan yang terjadi dikemudian hari.  "Ahh tentu saja itu adalah sebuah alasan tak berprasaan dikala janji, kepastian selalu saja diterkam dengan pengharapan ...