Langsung ke konten utama

Pertikaian Dengan Jarak & Waktu (Kekejian Diatas Bumi)




               Kekejian Diatas Bumi


  Kedatanganan belati setelah berpaling dari hati menandakan tak ada lagi rasa sudi atas diri yang keji diatas bumi. Bertaruh dengan sengit seringkali terjadi dengan diri sendiri, agar dapat menyaksikan kebahagiaannya diatas bumi yang tak lagi sudi berdamai dengan rasa diujung sepih!

Mendengarnya kembali, mungkin adalah sebuah fenomena langka diantara kupu kupu yang merindukan embunnya dibawah langit pagi.

Mengapa kembali ?

Adakah sebait kalimat yang tak tersampaikan sebelumnya?

Ataukah, hadirmu kini hanya sebuah keharusan semata yang tak bisa tuhan langgarkan terhadapmu?

Batinnya tak lagi ingin serasi dengan hatinya, otaknya berhenti diambang pilu seperti jingga yang menari diatas embun pagi layaknya sapi.

Keji,sepi,sedih, adalah consonan kata dari setiap gerakan matanya terhadap matahari. 

Keharusan tuhan membutakan matanya terhadap dirinya adalah sesuatu hal yang bising dikala harapannya terhadap belati tak terdengar lantang disetiap mulutnya mengeluarkan kalimat taik yang tak berteori.

Mungkin saja tuhan cemburu terhadap nya?

Ataukah memang jalannya harus seperti ini?

Berharap sesuatu terhadap setiap makhluk hidup dimuka bumi adalah memang sebuah kesalahan dikala tuhan ingin ialah satu satunya harapan baginya disetiap inginnya yang tak lagi didengar dan diresapi oleh mereka yang buta akan kesiapan hati.

Kemudian,

Berhenti?

Layaknya mata hati yang tak pernah berhenti menari dengan hadirmu seperti jingga di sore hari adalah sebuah kebahagiaan berarti diambang pilunya hati.

Dan pada akhirnya, hati dan batin kembali berteori dengan menyebutkan wajahmu hanya dengan sebait kata perih dikala lintasan matamu menyerupai bidadari dikota mati yang penuh misteri.

Bahagialah belati, jika ingin kembali selepas nanti hatimu perih, obatilah dengan sedih sebab hati dan sedih adalah pasangan serasi dikala malam penuh dengan perih.


NOTE:

Kebahagiaan seringkali terlintas dengan cepat oleh siapa saja yang menganggapnya ada. Kelalaian mereka terhadap rasa yang ingin dicernah selalu saja berakhir bercana. 

Mengapa?

Mungkin saja karena tuhannya tak dilibatkan oleh beberapa rasa bahagia dihidupnya yg penuh dengan misteri.

Dan pada akhirnya, selepas rasa pergi ia pun kembali dengan menyebut tuhannyalah yang maha pengasih disetiap sedih.

Marah, benci, dan dendam tak pernah terselipkan di setiap adanya tuhan di dibumi.

Kembali dan pergi adalah sesuatu hal yang bersinergi diantara penuhnya ke egoisan diri yang keji.

Solusi?

Mungkin, berserah diri terhadap tuhan adalah sebuah keharusan nyata dikala hati bahagia disudut mati ataupun dikala batin tertindih dengan sangat keji. 



CP Wa atau Seluler +6823 4931 6298


E-Mail: hrlsyamspd@gmail.com


Sosial Media:


IG @hrlsyam


FB Haerul Syam KP


LINE id:hrlsyam


---------------------------------------------------------


Jangan lupa tinggalkan komentar/saran


Untuk lebih memotivasi diri saya agar tetap menghasilkan tulisan tulisan penuh makna setiap harinya!


.


Something good need a long time

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pertikaian Dengan Jarak Dan Waktu (Ditikam Dunia)

Oleh Haerul Syam KP                                          Ditikam Dunia             Masa kini kian berganti seiring bertambahnya usia, Bergejolak meminta apa yang kian terbengkala dimata manusia adalah sebuah peristiwa yang tak terasa. Hati, pikiran, perilaku, kian berubah atau apakah tetap sama dengan apa yang biasanya dirasa? Seringkali, kelalaian terhadap penciptanya semakin berdarah darah dengan kebutuhan didunia yang bergejolak agar rasa merona yang dirasa seakan memaksa untuk bersandiwara terhadapnya. Lalu, apakah dengan meminta restu terhadap dosa adalah jalan ketika usia telah berbaur dengan tanah yang berlumutan tanah?            Bukankah, itu adalah sebuah kesalahan dikala tuhan menginginkan sebuah percikan rindu disetiap ucapannya yang membara akibat hambanya? ...