Langsung ke konten utama

Pertikaian Dengan Jarak & Waktu (December Rain)


                December Rain

Hujan seketika berhenti untuk memberikan ruang kepada mtahari agar memancarkan kilauannya terhadap bumi.

December Rain, mungkin harusnya memang seperti itu, dimana hari hari dipenuhi dengan hujan jatuh dari langit meskipun terkadang bercampur lumut perih dengan hujan berjatuhan dari mata.

Kegilaan terhadap rasa dan ego tak mampu ditepiskan lagi agar salah satunya merasa sempurnah akan dirinya yang selalu menyambut hujan dengan air mata, ya mungkin dia dan hujan telah bersepakat agar tangisnya dan perih hatinya tak terasa jika hujan datang menyambut air matanya jatuh dari lingkaran matanya. 

Sumpah, janji, dan amarah terhadap rasa seketika hancur dihadapannya. Kini semuanya tak bisa teratasi lagi, hujan menghancurkan segalanya. Mengalah untuk meninggalkan semuanya adalah sesuatu hal keterpaksaan akibat hujan dan air mata tak bisa dibendung lagi oleh bumi. 

Semuanya diluar nalar dan pikirian, janji janji yang terucap hanya sekedar formalitas semata agar hatinya merasa tenang dikala mulut begitu perih untuk berucap lagi.

Hati dan batinnya tak sanggup lagi menerima segalanya yang hanya membuat air matanya bersahabat dengan hujan. 

Keharusan berhenti adalah salah satu cara yang paling diterima oleh langit ketika seglanya telah tak bisa dibendung lagi. 

Kutak ingin menyalahkan langit yg membiarkan hujan jatuh ke bumi, ku tak ingin menyalahkan angin yang tak bisa membendung hujan hingga jatuh kebumi, dan kutak ingin menyalahkan matamu yang begitu deras mengeluarkan hujan dari sucinya tatapanmu.

Dan pada akhirnya kumeminta tuhan agar sembuhkan luka dan segala sakit yang engkau alami, kumeminta hujan agar tak datang lagi menghampiri kelopak matamu.

Dan kumemohon kepada bumi agar aku tak lagi bisa bertemu denganmu yang hanya bisa membuatmu terluka perih disepertiga sedih yang tiada akhir di december ini .


NOTE:

Keharusan memilih pergi terhadap perih yang engkau alami adalah sesuatu keterpaksaan agar segalanya bisa teratasi kembali.

Kuingin mengerti namun segalanya telah hilang akibat hatimu yang terombang ambing oleh mulutku yang perih dengan segala kesetian yang kumiliki.

Rasaku, tak pernah berenti untuk memilihmu

Hatiku, tak pernah hilang dari namamu

Pikiranku, tak pernah sanggup melupakan tatapanmu .


I still love you, ever !

Be happy and im sorry in december rain !





CP Wa atau Seluler +6823 4931 6298


E-Mail: hrlsyamspd@gmail.com


Sosial Media:


IG @hrlsyam


FB Haerul Syam KP


LINE id:hrlsyam


---------------------------------------------------------


Jangan lupa tinggalkan komentar/saran


Untuk lebih memotivasi diri saya agar tetap menghasilkan tulisan tulisan penuh makna setiap harinya!


.


Something good need a long time

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jingga Sore Sebentar Lagi Mendatangkan Rindu (Part1)-(Berlian Lumpur)

Writer:Haerul Syam KP Berlian Lumpur Disebuah desa kecil terpencil yang penuh lumpur bagai damai tak bertemu seolah semesta tak ingin diharapkan lagi. Namun Tak disangka, penduduk yang hanya bisa   dikatakan dalam hitungan jari saja bisa dijabarkan bahwa mereka adalah sebuah anugerah paling terindah bagi hiasan untuk desanya, mengapa? Iya, mereka seakan berlian yg hilang tertanam oleh lumpur coklat bebau tanah. Namun tak disangka sukar dipercaya sosok wanita cantik yang bernama Annisa mampu membuat para kaum lelaki terus terngiang dan bertahan akan kehadirannya...  Nisa (panggilannya) yang Berhati lembut, senyumnya yang manis , keseluruhan nya bisa dikatan dialah berlian sesungguhnya. sungguh!!! nyata adanya!!!            Nisa yang hidup di desa terpencil itu adalah anak yatim piatu, kedua orang tuanya telah berada disurga 4 tahun yang lalu tepatnya. Sejak itu iya berumur 10 tahun, sayang sekali, sungguh sayang . Na...

Pertikaian Dengan Jarak & waktu (Antara Aku, Kau & Penunggumu)

 Oleh, Haerul Syam Antara aku, kau & penunggumu              Ketegangan dibawah langit hitam kini kembali terungkap tentang perihnya sebuah pengharapan diantara kesetian yang tak kunjung datang. Diantara kesetian yang diciptakan tuhan untuk ditanamkan kini telah hilang dari percikan pesona pujangga yang kian terbengkala oleh sebuah penghianatan. Janji hanya tinggal janji, pengharapan hanya tinggal kepedihan.  "Berharap terhadap segerombolan kepedihan dimuka bumi adalah memang sebuah kepedihan" kemudian kumenerka nerka terhadap apa yang kini telah terjadi diantara kepastian yang hanya sebuah ucapan semata dimata semesta, yang tak kunjung di nyatakan kepada pemiliknya! Lalu, apakah semesta kemudian yang disalahkan dengan pengharapan yang terjadi dikemudian hari.  "Ahh tentu saja itu adalah sebuah alasan tak berprasaan dikala janji, kepastian selalu saja diterkam dengan pengharapan ...