Langsung ke konten utama

Pertikaian Dengan Jarak & Waktu (Hilangnya Mentari)

                          

                        Hilangnya Mentari


Terbenamnya matahari menandakan bahwa senja sudah tiada ditelan bumi, kehadirannya sementara membawa luka yang amat perih. Kemana engkau ingin pergi? 

Waktu demi waktu terus berlalu seolah olah hanya engkau yang mereka tunggu, namun mengapa disaat rasa ini mulai menggebu gebu akan serpihan hati yang mulai terobati, engkau Mala menghilang seperti sapi dimusim semi.

Aku mengerti engkau ingin dipahami, namun bukankah itu adalah sebuah ke egoisan hati tanpa memikirkan rasa mereka yang ingin dihargai disetiap rasanya yang pergi untuk sosokmu sendiri.

Kecewa pasti, tapi ini memang bagian dari skenario perlintasan hatimu yang tak ingin ditemani. Memberi?

Aku terima. Namun mengapa engkau tak bisa memahami ketika aku memberi? 

Rasamu seolah olah menjunjung tinggi nilai-nilai hati yang tak ingin kau sakiti, ahh namun pada akhirnya engkau begini .

Berteori layaknya sapi yang ingin dimengerti dan dihargai namun dirimu tak mampu membuai keindahan sepi di segitiga gelapnya mata yang ketika engkau berkata pergi.

Pada akhirnya aku mengerti bahwasanya dihargai memang harus ditanamkan dengan kuat didalam diri agar segalanya merasa sempurna ketika senja mebawa harapan lalu pergi.

Kini semuanya telah berakhir, yang menunggu hanya akan selalu berkata "aku rindu" dan yang ditunggu hanya akan berkata "esok akan ada pelangi lagi jika hujan kembali" . 

Kembali..kembali..dan kembali adalah sebuah kata yang akan mematahkan diri, lebih baik begini tak ada yang sedih dan susah dimengerti.

Menyalahkan diri, ahh lagi lagi.. berhentilah ! 

Tuhan kemudian berkata begini " sedihmu tak akan pernah menyelesaikan masalahmu, namun bahagiamu akan membuatmu selalu merasa ditemani" 

Be happy god say !


NOTE:

Tuhan selalu melindungi siapa saja yang ingin ditemani dengannya, bersandiwara akibat perih hanya akan membuat hati jadi sedih.

Dihargai dan kecewa adalah sebuah kata yang tak bisa dibenarkan lewat hati. Cukup mengerti agar segalanya merasa tak ada yang dibuai oleh harapan tinggi disepertiga sepi.

Stop merasa engkaulah yang paling dimiliki ketika tipuannya seolah olah hanya engkau yang ada dihati.

Kemudian, pada hari ini kumulai berkata bahwasanya "segala sesuatu yang baik akan begitu membutuhkan waktu yang sangat lama".

Be happy god say!



CP Wa atau Seluler +6823 4931 6298

E-Mail: hrlsyamspd@gmail.com

Sosial Media:

IG @hrlsyam

FB Haerul Syam KP

LINE id:hrlsyam

---------------------------------------------------------

Jangan lupa tinggalkan komentar/saran

Untuk lebih memotivasi diri saya agar tetap menghasilkan tulisan tulisan penuh makna setiap harinya!

.

Something good need a long time

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jingga Sore Sebentar Lagi Mendatangkan Rindu (Part1)-(Berlian Lumpur)

Writer:Haerul Syam KP Berlian Lumpur Disebuah desa kecil terpencil yang penuh lumpur bagai damai tak bertemu seolah semesta tak ingin diharapkan lagi. Namun Tak disangka, penduduk yang hanya bisa   dikatakan dalam hitungan jari saja bisa dijabarkan bahwa mereka adalah sebuah anugerah paling terindah bagi hiasan untuk desanya, mengapa? Iya, mereka seakan berlian yg hilang tertanam oleh lumpur coklat bebau tanah. Namun tak disangka sukar dipercaya sosok wanita cantik yang bernama Annisa mampu membuat para kaum lelaki terus terngiang dan bertahan akan kehadirannya...  Nisa (panggilannya) yang Berhati lembut, senyumnya yang manis , keseluruhan nya bisa dikatan dialah berlian sesungguhnya. sungguh!!! nyata adanya!!!            Nisa yang hidup di desa terpencil itu adalah anak yatim piatu, kedua orang tuanya telah berada disurga 4 tahun yang lalu tepatnya. Sejak itu iya berumur 10 tahun, sayang sekali, sungguh sayang . Na...

Pertikaian Dengan Jarak & waktu (Antara Aku, Kau & Penunggumu)

 Oleh, Haerul Syam Antara aku, kau & penunggumu              Ketegangan dibawah langit hitam kini kembali terungkap tentang perihnya sebuah pengharapan diantara kesetian yang tak kunjung datang. Diantara kesetian yang diciptakan tuhan untuk ditanamkan kini telah hilang dari percikan pesona pujangga yang kian terbengkala oleh sebuah penghianatan. Janji hanya tinggal janji, pengharapan hanya tinggal kepedihan.  "Berharap terhadap segerombolan kepedihan dimuka bumi adalah memang sebuah kepedihan" kemudian kumenerka nerka terhadap apa yang kini telah terjadi diantara kepastian yang hanya sebuah ucapan semata dimata semesta, yang tak kunjung di nyatakan kepada pemiliknya! Lalu, apakah semesta kemudian yang disalahkan dengan pengharapan yang terjadi dikemudian hari.  "Ahh tentu saja itu adalah sebuah alasan tak berprasaan dikala janji, kepastian selalu saja diterkam dengan pengharapan ...